
Ritual fo fatu sebelum rehabilitasi kuburan dilaksanakan.
Rehap Kuburan Tua Bobo Casse
- account_circle Benu
- calendar_month 14/09/2025
- visibility 36
- comment 1 komentar
- label BERITA
Keluarga besar Bobo Casse dari Timor Leste (Oecusse-Ambeno), Dili dan Indonesia (Manamas-Manufonu, Ayotupas, & Kupang) berkumpul di Sikone-Bobo Casse, Timor Leste memperbaiki dan merehab sebanyak 13 kuburan tua yang sudah berusia ratusan tahun.

Ini merupakan kesempatan yang sangat langka dan berahmat karena mempertemukan keluarga Bobo Casse setelah terkahir kali bertemu pada tahun 2017. Pertemuan keluarga Bobo Casse ini dirasakan sangat penting oleh keluarga Bobo Casse Indonesia dan Timor Leste karena dapat mempertemukan jalinan persaudaraan yang sudah hampir terputus setelah konflik internal keluarga sejak jaman penjajahan Portuguese.
Keluarga tidak saling mengenal. Bertemu pun mungkin saling menganggap sebagai orang lain, padahal masih satu darah, satu nenek moyang, satu ume le’u (rumah adat), yakni Sonaf Fatubijae, satu fatu kanaf dan oe kanaf.
Kuburan-kuburan yang direhap adalah milik Benu Bana, Taeki Bana, Lasi Bobo, Lasi Bana, Benu Lulan, Ifo Bobo, Taeki Lulan, Katu Bastian, Taeki Bobo, Apoi Bobo dan suaminya Taeki Sonbai, dan Balaib Lasi. Rehap kuburan berlangsung selama kurang lebih seminggu dari tanggal 27 hingga 30 Agustus 2025.

Kuburan ini dibungkus oleh sebuah pohon beringin tua berusia ratusan tahun. Pada kuburan ini terdapat 8 jenazah.
Acara rahabilitasi kuburan dihadiri oleh puluhan bahkan ratusan generasi tua dan muda, anak, cucu, cece dan cicit yang merepresentasi keluarga besar Bobo Casse.
Generasi tua yang hadir dari garis keturunan laki-laki Eurico da Costa Bobo (Nuslao), Jose Bobo (Bihala), Alex Bobo (Wini), Paulus Ellu-Bobo (Manamas), Yoseph Bobo (Manufonu), dan istri mendiang almarhum Agus Bobo (Ayotupas). Saudari mereka yang hadir pada saat itu adalah Aluija Bobo (Oebaha), Aludo Bobo (Oecusse), Magdalena Elu (Manufonu), Kornelia Elu (Benus). Generasi muda yang hadir antara lain Yanto Bobo (Kupang), Kuluhun (Marthino Bobo, Nivio Fernandez Bobo, Caetano da Costa Bobo, Jhony Bobo, Luis Bobo (Muti)), Oecusse (Je Bobo (Bolkenat), John Bobo, Luis Bobo (Metan-Sonaf Fatubijae), Edy Bobo), Tony Bobo (Ayotupas) dan Edu Colo (Bolkenat), Manamas (Robert Elu dan Olgi Bobo). Saudari mereka yang hadir adalah Alcina Bobo (Kuluhun), Oecusse (Udis Elu), Manamas (Hana Elu dan Annas Elu),
Hadir juga keturunan dari beberapa fetonaij mnasi seperti Apoi Bobo, para amaf Bobo Casse seperti Mau-Aisnao, Bele-Asa, Besi-Nube dan Sako-Mataus yang terhimpun dalam keluarga besar Bobo Casse di Oeucsse, Buneu, Sikone, dan Fatubijae. Dalam tuturan keluarga besar Bobo Casse di Manamas, mereka tidak mengenal Sako-Mataus tetapi Simao-Antoin. Namun perbedaan ini tidak terlalu mendasar dalam penyebutan amaf-amas Bobo Casse.

Foto ini diambil saat pertemuan keluarga untuk memperkenalkan diri dan keturunan dari nenek/bai.
Acara rehap kuburan dimulai dengan ritual fo fatu, dimana semua berkumpul dan berdoa kepada Usi Neno, Usi Pah, bei-naij di kuburuan yang akan direhap untuk memohon penyertaan dan petunjuk mereka dalam kegiatan rehabilitasi kuburan. Doa dipimpin satu orangtua di dahului dengan tuturan adat. Setelah tuturan adat selesai dilakukan penyembelihan ternak. Dilanjutkan dengan melihat nenun. Tujuan dari ritus ini untuk mengetahui apakan kegiatan yang hendak dilakukan mendapat persetujuan dari bei-naij atau tidak. Jika nenun tidak baik maka, keluarga besar akan duduk berdiskusi lagi untuk mencari mengapa nenun tidak baik. Apakah itu karena kesalahan tutur adat atau karena hal yang lain. Saya teringat tahun 2017 saat hendak membawa barang-barang sonaf Fatu Bijae dari Manamas ke Oecusse. Pada saat keluarga besar Dili dan Oecusse sudah datang ke Manamas, terjadi ketidaksetujuan dari beberapa orangtua dan amaf untuk membawa barang-barang sonaf ke Fatu Bijae. Saat mereka tutur dan bunuh hati babi, kuan yang biasa mereka lihat pada hati ternak terbelah dua. Terbelahnya bukan karena tersayat atau terpotong pisau, tetapi secara alami bagian yang disebut kuan membentuk dua bagian. Akhirnya kami bicara baik-baik dengan pihak-pihak yang tidak setuju. Setelah semua sepakat, kami sembelih lagi satu ekor babi dan setelah kami lihat kuan menjadi satu. Kami pun membawa barang-barang itu Kembali ke Fatu Bijae. Kejadian yang sama juga terjadi di Sikone pada tanggal 27 Agustus 2025 siang. Beberapa orangtua melakukan ritus fo fatu tanpa kehadiran keluarga yang lain. Hasilnya pun tidak baik. Akhirnya kami diskusiakan dengan para orangtua dan kami memutuskan untuk membuat ritual baru yang dihadiri oleh semua keluarga yang datang. Dan hasilnya pun baik.

Setiap keluarga membawa hantaran berupa beras, sopi, sayur, dan sapi/babi/kambing
Ritus ini disusul dengan tekes. Pada ritus ini daging dari ternak yang tadinya disembeli yang sudah matang bersama makanan, tua (sopi), dan air dibawa ke kuburan yang akan direhap kemudian didoakan melalui tutur adat. Setelahnya semua anggota keluarga yang hadir mengambil bagian dalam tolas (makan bersama) hingga selesai. Umumnya daging dan nasi/jagung biasanya disimpah dalam bakul anyaman. Semuanya harus dihabiskan. Tidak boleh ada sisa.
Setelah tolas dilaksanakan dilanjutkan dengan pekerjaan rehab kuburan dan makan bersama sesuai jam makan.

Kuburan sedang dibangun oleh para tukang
Selama acara rehap kuburan, semua anggota keluarga Bobo Casse tidur di area pemakaman. Tidak ada yang kembali ke rumahnya. Meskipun mereka yang rumahnya dekat area pekuburan seperti Sikone, Fatu Bijae, Buneu, dll. Semua aktivitas selama 4 hari dipusatkan di pekuburan Sikone dan Oe Kanaf Bobo Casse.
Perkenalan keluarga dilaksanakan pada tanggal 29-30 Agustus 2025. Banyaknya orang yang hadir, mengharuskan acara ini dilaksanakan selama 2 hari. Perkenala ini sangat penting karena sebagian besar yang hadir belum saling mengenal.
Acara puncak dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 2025. Sekitar 9 ekor sapi, kambing dan babi yang disembelih tidak terhitung. Acara puncak dilaksanakan dengan tuturan adat dan doa seperti pada acara fo fatu. Dilanjutkan dengan makan Bersama dan membagi daging, beras, minuman berupa sopi, minuman ringan ke semua anggota keluarga yang hadir, tanpa terkecuali.

Hari terakhir daging dan barang dibagikan kepada semua orang yang hadir.
Terima kasih kepada keluarga besar Bobo Casse, Oecusse (Fatubijae, Bihala, Sikone, Nuslao, Buneu, Oecusse) yang sudah mempersiakan acara rehab kuburan ini berjalan dengan baik. Terima kasih juga kepada keluarga besar Dili, Manamas-Manufonu, Ayotupas dan Kupang yang sudah datang dan menghadiri peristiwa penting ini. Terima kasih kepada semua keluarga besar, naijuf, fetonaij, amaf-amaf (Mau-Aisnao, Bele-Asa, Besi-Nube, Sako-Mataus.
Sampai jumpa di Agustus 2027.

Saat ini belum ada komentar